Harapkan Percepatan Reformasi Pemrotes di Irak Tutup Jalan
Sebagian besar pengunjuk rasa Syiah mengatakan politisi korup, dan menyalahkan mereka untuk kegagalan Irak pulih dari konflik dan sanksi selama beberapa dekade. Meskipun saat ini situasi di Irak relatif lebih tenang, selama dua tahun setelah kekalahan IS.
Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi menyatakan keprihatinannya, untuk aksi kekerasan dan kerugian material akibat kerusuhan dalam pertemuan kabinet. Namun ia menyalahkan penyabot tak dikenal atas kerusakan tersebut. “Ada banyak martir di antara demonstran dan pasukan keamanan, banyak yang terluka dan ditangkap, kami berusaha mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan oleh pasukan keamanan dalam mencoba untuk mengatasi protes,” katanya.
Para pemrotes telah berulang kali memblokir lalu lintas ke pelabuhan komoditas utama Irak di dekat Basra pada bulan ini. Mereka telah mencoba untuk mengepung Bank Sentral di Baghdad, dan tampaknya bertekad memicu gangguan ekonomi. Pemerintah bergerak lambat untuk memberlakukan segala jenis perubahan. Janji-janji reformasi pemilu dan pemilihan umum awal belum diratifikasi oleh parlemen. (Ant)