Fasilitas Kurang Memadai tak Halangi Pengembangan Renang
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Pengembangan olahraga renang terkendala fasilitas kolam renang yang representatif. Meski fasilitas kurang memadai pengembangan olahraga renang dikenalkan sejak dini pada anak usia sekolah.
Kafit Ibrahim, guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga SDN Gedung Harta, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) memilih menggunakan fasilitas kolam yang tersedia.
Jenis kolam yang dimanfaatkan untuk latihan para siswa menurut Kafit Ibrahim berupa bendungan, sumber mata air dan kolam renang buatan. Keberadaan kolam renang buatan yang berbayar membuat latihan harus diminimalisir dengan pertimbangan biaya.
Sebab sekali berenang mengajak para siswa ia harus mengeluarkan biaya minimal Rp50.000. Biaya tersebut berupa tarif masuk serta sejumlah biaya lain.
Sejumlah kolam renang dengan standar anak-anak yang kerap digunakan berada di luar kecamatan. Kolam renang tersebut diantaranya Puri Indah di Kecamatan Bakauheni, Hidayah Kuring di Kalianda dan Tirta di Tanjung Bintang yang lokasinya jauh sebagai solusi sejumlah siswa belajar di kolam alami berupa sumber mata air.
Saat persiapan untuk ajang Olimpiade Olahraga dan Seni Nasional (02SN) antarkecamatan, sejumlah siswa bahkan belajar di bendungan sungai.
“Teknik dasar berupa sejumlah gaya dalam renang saya berikan pada ekstrakurikuler dan les renang secara privat di bendungan, kolam mata air alami terkadang di kolam renang buatan meski masih belum berstandar olahraga renang,” terang Kafit Ibrahim saat dikonfirmasi Cendana News, Jumat (22/11/2019).
Meski menggunakan fasilitas terbatas, namun Kafit Ibrahim menyebut anak didiknya tetap bisa berprestasi. Saat ini Kafit sapaan akrabnya menyebut sejumlah siswa didiknya dari sejumlah sekolah bisa bersaing dengan siswa lain.