BI Kaltim: Penyaluran Kredit Pertambangan Menurun

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltim, Tutuk SH Cahyono saat memberikan keterangan pers di Balikpapan, Selasa (18/11/2019). Foto: Ferry Cahyanti

BALIKPAPAN — Sektor pertambangan di Kalimantan Timur masih tertekan menyusul harga komoditas yang belum membaik. Dampaknya, penyaluran kredit ke sektor komoditas utama Kaltim tersebut saat ini tidak lagi mendominasi.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur, Tutuk Sh. Cahyono memperkirakan, selain pengaruh global yang menyebabkan bisnis pertambangan kurang bergairah, juga karena perbankan lebih hati-hati memberi pinjaman di sektor itu.

“Persentase-nya masih besar, tetapi sudah tidak mendominasi. Pertambangan hanya berkontribusi sebesar 17,26 persen terhadap total kredit secara keseluruhan,” kata Tutuk Sh Cahyono, Selasa (19/11/2019).

Di luar hal itu, dia bilang perbankan lebih memilih sektor pendukung pertambangan seperti kredit alat berat dan lainnya. Sebagian besar kredit sektor pertambangan ditangani langsung kantor pusat bank terkait.

Selain pertambangan yang masih ‘dijauhi’ kreditur, sektor infrastruktur juga hampir mengalami nasib yang sama. Bedanya, kreditur hanya memberi label ‘waspada’.

Hal itu, kata Tutuk Cahyono, disebabkan adanya kenaikan risiko kredit pada sektor konstruksi hingga kuartal akhir tahun ini.

Bank Indonesia Kaltim mencatat peningkatan kredit di sektor tersebut dari 11,09 persen pada triwulan II/2019 menjadi 12,77 persen pada triwulan III/2019.

Selain itu, peningkatan risiko terutama muncul pada kredit modal kerja yang mengalami kenaikan dari 6,01 persen pada triwulan II/2019 menjadi 6,38 persen pada triwulan III/2019.

Adapun penyaluran kredit di Kaltim pada Triwulan III 2019 masih tumbuh positif sebesar 8,43 persen (yoy) meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan penyaluran kredit pada triwulan sebelumnya yang mencapai 9,50 persen (yoy).

Lihat juga...