Angin Kecang Merusak Sebagian Kawasan Pesisir Timur Lamsel

Editor: Koko Triarko

Sejumlah pohon api api terimbas abrasi pesisir timur Lamsel, imbuh Sudarto, menimpa sejumlah titik istirahat wisatawan. Pria yang juga penjaga pantai yang dikelola kelompok sadar wisata  (Pokdarwis) Tanjung Sembilang itu menyebut, abrasi sulit dihindari. Sebab, perairan yang menghadap laut Jawa tersebut tidak memiliki penghalang alami seperti pulau atau pemecah gelombang.

Sejumlah langkah untuk menahan laju abrasi, kata Sudarto, dilakukan dengan membuat sejumlah tonggak dari batang kayu api api yang tumbang. Sebagian diperkuat dengan talud karung berisi pasir. Abrasi yang makin menggerus pantai Tanjung Sembilang dan kawasan pertambakan, kerap terjadi saat angin timur. Sejumlah pohon ukuran besar termasuk jenis gebang dan pandan laut menyisakan akar di sepanjang pantai.

“Saat angin barat ombak lebih tenang dan laju abrasi lebih lambat, namun saat angin timur bisa merusak pepohonan di tepi pantai,” cetusnya.

Meski ombak besar dan angin kencang, Sudarto mengaku minat ke objek wisata bahari masih tinggi. Setiap akhir pekan, wisatawan yang ingin menikmati pantai Tanjung Sembilang mencapai ratusan orang. Pengunjung umumnya ingin menikmati kesejukan suasana pantai dengan hutan mangrove yang masih alami. Meski sebagian terkena abrasi, proses penyulaman dengan tanaman baru akan dilakukan oleh Pokdarwis.

Selama kemarau, sejumlah petambak sementara tidak beroperasi. Namun saat penghujan dengan air tambak yang terisi ditambah gempuran ombak dari laut berpotensi merusak ratusan hektare tambak di wilayah tersebut.

Sebagian tambak yang rusak akibat gelombang pasang, bahkan dipastikan tidak akan difungsikan karena operasional pembuatan tanggul butuh biaya yang banyak.

Lihat juga...