Alternatif Fotokatalis untuk Tanggulangi Pencemaran
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Kelangkaan air bersih karena pencemaran diperkirakan akan meningkat 10 persen pada tahun 2045. Kondisi ini terjadi tidak hanya di kota besar seperti Bandung tapi juga di wilayah pedesaan lainnya di Indonesia, contohnya di Kalimantan.
Untuk itu, Peneliti Kimia LIPI Dr. Eng. Osi Arutanti, M.Si mencoba mencari alternatif untuk pengolahan air yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah yaitu cahaya matahari.
“Fotokatalisis dianggap sebagai opsi terbaik untuk pengolahan limbah. Karena metodenya efektif untuk menguraikan polutan organik dan bakteri berbahaya di bawah energi foton yang sesuai,” kata Osi saat temu media di Gedung D Dikti Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Fotokatalis adalah proses oksidasi di dalam air yang dapat mendekomposisi polutan organik seperti zat pewarna yang dipecahkan menjadi karbondioksida dan air sebagai hasil dari aktivasi energi yang sesuai dengan karakteristik fotokatalis material.
“Sehingga air yang tercemar akan dapat terurai dan aman bagi lingkungan dengan melalui proses fotokatalis ini,” ucap Osi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan semikonduktor besi-2-oksida untuk visible light active photocatalictic dengan Frame Spray Pyrolisis (FSP).
“FSP ini akan menjadi alat utama pengembangan fotokatalis material aktif di bawah sinar matahari,” ujarnya.
Harapannya, penelitian ini akan mengungkap alternatif fotokatalis material yang terjangkau dan efisien menggunakan besi-2-oksida.
“Sebelumnya, saya menggunakan WO3 atau Tungsten trioksida dan TiO2 atau Titanium dioksida. Tapi Tungsten trioksida ini terlalu mahal dan Titanium dioksida hanya efektif pada sinar UV. Sehingga kalau digunakan, akan membutuhkan lampu tambahan khusus untuk memancarkan sinar UV,” urai Osi.