Tiga “Ramuan” Pengurai Kemacetan Puncak Bogor

Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin bersama Kepala BPTJ, Bambang Prihartono saat meninjau Pos Polisi di Gadog, Jalur Puncak, Kabupaten Bogor pada Sabtu (5/10/2019)- Foto Ant

BOGOR – Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin, membeberkan tiga ‘ramuan’ yang dikemas dalam program Save Puncak, sebagai upaya mengurai kemacetan di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Tiga ramuan itu, berupa solusi jangka pendek, menengah, dan panjang. Kesemuanya hasil koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Bogor dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Kepolisian, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), serta elemen masyarakat di Kawasan Puncak. “Sesuai dengan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat setempat untuk mengatasi kemacetan di daerah Puncak,” ujarnya, Minggu (6/10/2019).

Solusi jangka pendek antara lain, menyosialisasikan jalur alternatif dari pintu keluar Cibubur, mengadopsi petugas keamanan jalan raya (PKJR) yang telah dilakukan oleh pihak Taman Safari Indonesia (TSI). Kemudian, penyediaan shuttle service dan park and ride, pelebaran jalan raya, percepatan pembangunan rest area Gunung Mas, serta mengkaji kembali sistem one way. Sedangkan solusi jangka menengah berupa penyediaan jalur alternatif Poros Tengah Timur atau biasa disebut Jalur Puncak Dua, pembatasan mobil melalui sistem ganjil genap, skema optimasi pembagian lajur, pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO), serta penataan PKL. Terakhir, solusi jangka panjang, yaitu membangun kereta ringan atau membuat kereta gantung di Kawasan Puncak.

Sebelumnya, mulai 27 Oktober 2019, jalur menuju Puncak, Bogor akan mendapatkan uji coba penerapan metode 2-1. Program tersebut bagian dari program Save Puncak. (Baca: https://www.cendananews.com/2019/10/dipadati-19-000-kendaraan-bupati-bogor-bentuk-program-save-puncak.html). (Ant)

Lihat juga...