Terumbu Karang Objek Wisata Pantai Sikop, Butuh Perawatan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Kerusakan terumbu karang di objek wisata pantai Sikop butuh perawatan dan pemulihan usai tsunami 22 Desember 2019 silam.
Yodistira Nugraha, ketua Komunitas Peduli Wisata (Pelita) Lampung menyebut kawasan seluas dua hektare di pantai Sikop rusak. Pantai Sikop dalam bahasa Lampung berarti pantai cantik diakuinya rusak akibat terjangan gelombang tsunami.
Imbasnya pantai Sikop yang semula memiliki pemandangan bawah air bagus perlu pemulihan. Sejumlah terumbu karang di kedalaman 1 hingga 3 meter di perairan pantai Sikop menurut Yodis, sapaan akrabnya diterjang batu besar.
Batu besar dari dasar laut yang terbawa ke daratan akibat amblasnya Gunung Anak Krakatau (GAK) membuat terumbu karang ikut rusak.
Sebagai upaya menjaga keindahan alam bawah air pantai Sikop, Yodis menyebut melakukan sejumlah langkah. Langkah pertama disebutnya dengan pemetaan titik tumbuh terumbu karang, pengembalian ke lokasi dan pemulihan dengan penanaman ulang.
Sepuluh bulan pasca tsunami ia menyebut belum ada pihak yang melakukan perhatian pada terumbu karang di pantai Sikop.

“Pariwisata tentunya memiliki daya tarik atraksi, amenitas dan aksebilitas. Amenitas dan aksebilitas mulai diperbaiki, namun atraksi bawah air yang masih rusak butuh perhatian khusus agar objek wisata pantai Sikop jadi destinasi alternatif pecinta alam bawah air,” ungkap Yodistira Nugraha, saat dikonfirmasi Cendana News di pantai Sikop Desa Kunjir, Minggu (13/10/2019) sore.