Pergizi Ingatkan Masalah Kelaparan Terselubung

JAKARTA – Perhimpunan Pakar Gizi (Pergizi), menyatakan, hidden hunger atau kelaparan terselubung menjadi pekerjaan rumah pemerintahan Presiden Joko Widodo periode ke dua, untuk harus segera diatasi guna menyelesaikan permasalahan gizi di Indonesia.

Ketua Perhimpunan Pakar Gizi (Pergizi) dan Pangan, Prof. Hardinsyah, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan, hidden hunger atau kelaparan yang terselubung harus menjadi perhatian khusus, karena gejalanya tidak terlihat secara fisik, seperti masalah kekerdilan.

“Yang tidak tampak, ini yang disebut dengan hidden hunger. Yang tidak tampak dari ukuran tubuh, kalau diambil darahnya diperiksa baru ketahuan,” kata Hardinsyah

Salah satu contoh kelaparan yang terselubung ini adalah anemia, di mana saat kondisi seseorang kekurangan sel darah merah sehat yang cukup.

Anemia dapat menyebabkan pucat, lesu, letih, konsentrasi terganggu, bagi orang dewasa pekerja akan mengganggu produktivitas, dan bisa menyebabkan kondisi anak stunting jika dialami ibu hamil.

Kondisi anemia ini disebabkan tubuh kekurangan asupan gizi yang cukup, walaupun defisit gizi tersebut tidak berdampak pada fisik seseorang, seperti halnya kurang gizi maupun stunting.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan, prevalensi anemia secara nasional melonjak signifikan lebih dari 10 tahun terakhir.

Data Riskesdas 2007 menyebutkan, prevalensi anemia di Indonesia sebesar 11,9 persen, angka itu meningkat berdasarkan Riskesdas 2013 menjadi 21,7 persen secara nasional; 28,1 persen pada balita usia 12-59 bulan; dan 37,1 persen pada ibu hamil.

Lihat juga...