Peran Wanita Lamsel Lestarikan Batik dan Kain Tradisional

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Tren permintaan fashion dengan motif batik menurut Yuliani Zen mengalami perkembangan. Sebab batik yang selama ini hanya memiliki motif biasa mulai dikombinasikan dengan motif kontemporer.

Sejumlah kain batik yang dijadikan bahan dasar pembuatan kain menurutnya bisa ditambahi dengan sulam usus. Sulam usus menjadikan harga pakaian lebih bernilai jual tinggi mulai Rp1,5 juta hingga Rp3 juta.

“Pelatihan membuat sulam usus dikombinasikan dengan kain batik sekaligus menjadi upaya pemberdayaan wanita,” tegasnya.

Muryati, salah satu ibu rumah tangga memperlihatkan kain batik yang dipergunakan untuk membuat kemeja, kulot dan pakaian lain, Rabu (2/10/2019) – Foto: Henk Widi

Kain bermotif batik dan kain inuh disebutnya dijual dengan harga mulai Rp75.000 ukuran 2 meter. Selain itu sejumlah bahan kain batik tulis dijual dengan harga Rp900.000 hingga Rp2 juta.

Penjualan bahan kain disebutnya bisa dijadikan dua kemeja. Bahan kain batik yang bisa dikombinasikan dengan sulam usus menjadi peluang usaha bagi para wanita binaan Iwapi.

Hasil karya wanita binaan Iwapi Lamsel disebutnya selama ini dipasarkan di Azen Galery and Art, Sanggar Zaenab dan Dekranasda Lamsel. Selain itu penjualan di Dewan Kerajinan Nasional (Dekrasanda) Lamsel, Dinas Koperasi dan Perdagangan Lamsel dan sejumlah bazar di sejumlah wilayah.

Perluasan pemasaran produk batik bermotif Lampung, kain tenun Inuh, tapis juga mulai memanfaatkan penjualan secara online agar pembeli tidak harus datang ke Lampung.

Lihat juga...