Peran Wanita Lamsel Lestarikan Batik dan Kain Tradisional
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Motif batik yang menjadi koleksi diantaranya tiga negeri, pagi sore, puter dan sejumlah motif lain. Motif tiga negeri pada kain batik koleksi miliknya bahkan sudah berusia sekitar 100 tahun.
Pelestarian kain batik dan kain tradisional Lampung bisa dilakukan oleh sejumlah wanita. Yuliani Zen, penasihat Iwapi Lamsel menyebut wanita yang telah dilatih bisa membuat pakaian tradisional.

Melalui pelatihan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) sejumlah wanita dilatih membuat sulam usus yang merupakan teknik sulam khas Lampung.
“Sejumlah bahan kain batik berornamen Lampung kontemporer dikombinasikan dengan sulam usus karena akan memiliki estetika yang lebih baik,” ungkap Yuliani Zen.
Pelestarian kain batik diantaranya bermotif khas Lampung disebutnya merupakan bagian usaha kreatif. Sebab sejumlah bahan kain tradisional kini bisa dikenakan saat acara resmi dan acara santai.
Sebagai bentuk partisipasi Iwapi Lamsel dan Kelompok Mawar sejumlah koleksi batik asal Jawa dan Lampung dipamerkan. Selain pameran, Iwapi Lamsel juga menggelar bazaar penjualan bahan kain batik dan kemeja batik.
Pada kondisi normal harga kemeja batik yang dijual di galeri, sanggar diakuinya bisa mencapai Rp70.000 hingga Rp100.000. Sementara pada Hari Batik Nasional ia menjual tiga potong kemeja batik hanya Rp100.000.
Pembeli disebutnya bisa memilih sejumlah motif batik yang didominasi oleh motif kapal, gajah, siger dengan kombinasi warna menarik. Cara tersebut menjadi bagian pelestarian kain batik.