Desa Manu Bura di Sikka Jadi ‘Kampung KB’
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Masalah kesehatan dalam keluarga yang timbul, biasanya sering terjadi akibat tidak ada perencanaan matang dalam membangun kehidupan keluarga. Untuk itu, desa Manu Bura di kecamatan Nelle, kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, membuat kampung Keluarga Berencana. Setiap pasangan usia subur di desa tersebut terdata dengan baik.
“Keluarga Berencana (KB) bukan berarti membatasi orang tidak boleh memiliki anak, tetapi paling tidak sudah bisa merencanakan akan memiliki anak kapan dan berapa,” kata mantan kepala desa Manu Bura, Petrus Yohanes Fernandez, Jumat (11/10/2019).
Menurutnya, pasangan baru harus sudah memiliki rencana akan punya anak berapa, disekolahkan sampai jenjang apa,
juga harus ada tanggung jawab orang tua, untuk ikut membina kehidupan rumah tangga anaknya, agar jangan ada Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), masalah ekonomi dan lainnya.

“Dengan adanya perencanaan kelahiran dan jumlah anak, maka pasangan baru tersebut tentu akan dipersiapkan secara baik kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkan,” terangnya.
Selain itu, tambah Petrus, pasangan baru juga mendapatkan pendampingan dan dipantau kehidupan ekonomi keluarganya, agar memiliki kehidupan ekonomi rumah tangga yang lebih baik.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTT, Marianus Mau Kuru, juga menjelaskan pentingnya Kampung KB yang oleh masyarakat sering salah pengertian.
Menurut Marianus, kampung KB adalah kampung setingkat desa yang tertinggal dalam banyak aspek pembangunan. Namun, wilayah tersebut dihuni oleh keluarga-keluarga yang memiliki perencanaan kehidupan dari semua aspek.