21 Perguruan Tinggi Berkolaborasi Rumuskan ‘Socio-Ecopreneur’
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sementara itu berbagai pandangan dan masukan terkait konsep kompetensi Socio-Ecopreneur turut disampaikan oleh para pimpinan tinggi perguruan tinggi dalam forum tersebut.
Rektor Binus Malang, Dr Ir. Boto Situmpang MBP, mengatakan, agar tepat sasaran, penerapan Socio-ecoprenur harus melihat potensi yang ada di setiap daerah.
“Jika ingin menerapkan minor yang berbasis Socio-ecoprenur, maka harus melihat potensi yang ada dari masing-masing daerah asal perguruan tinggi. Agar strateginya bisa tepat sasaran, dan cocok pada stakeholder terkait. Seperti layaknya yang sudah diterapkan di BINUS,” akunya.
Lebih lanjut, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama Universitas Atmajaya Yogyakarta, Pupung Arifin, mengusulkan terkait konsep kompetensi socio-ecopreneur agar terdapat skema kerjasama internasional perguruan tinggi. Sehingga skema ini dapat menambah penilaian dari Kemenristekdikti.
Sementara itu koordinator kolaborasi, Ardian Saputra, M.Si, menyebutkan, NUNI didirikan pada tahun 2011 yang diinisiasi oleh Binus untuk menyatukan PTN dan PTS dari berbagai daerah di Indonesia. Tercatat hingga saat ini ada 21 perguruan tinggi yang menjadi anggota NUNI.
“Ada tiga kegiatan dalam kolaborasi antar 21 perguruan tinggi tersebut yakni Faculty Mobility, Student Mobility dan Research Collaboration. Karena tiga kegiatan inilah yang dapat membawa Indonesia untuk bisa lebih maju ke Internasional,” pungkasnya.