Warga Adonara Keluhkan Penurunan Harga Kopra
Editor: Mahadeva
LARANTUKA – Anjloknya harga kopra di Kabupaten Flores Timur, membuat para petani kelapa di Adonara gigit jari. Petani berulangkali menyuarakan kekesalannya, namun merasa tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Harga kopra saat ini sekitar Rp3 ribu-an per-kilogramnya. Bagaimana kami mau untung, kalau harga seperti ini. Petani tetap saja miskin dan sengsara,” kata Robertus Ola, Warga Kecamatan Adonara Timur, kabupaten Flores Timur, NTT, Senin (16/9/2019).
Robert menyebut, petani serba sulit menghadapi permasalahan tersebut. Bila tidak membuat kopra, maka kelapa akan menumpuk dan petani otomatis tidak mendapatkan penghasilan. “Kelapa di pulau Flores paling banyak dari Pulau Adonara. Tahun-tahun sebelumnya, harganya bisa mencapai Rp14 ribu per-kilogram. Sehingga petani bisa hidup layak,” ujarnya.
Anjloknya harga kopra membuat petani kelapa disebut Robert kesulitan membiayai kuliah anak di Pulau Jawa. Hampir semua petani di Pulau Adonara menyekolahkan anaknya ke luar daerah. “Disini hampir setiap rumah ada anak yang kuliah di luar daerah. Jadi kalau harga kopra terus anjlok begini, maka petani akan terus menderita sementara pengusaha kopra mendapatkan untung berlipat ganda,”ujarnya.

Robert menyebut, petani tidak bisa berbuat apa-apa, karena semua pembeli kopra menerapkan harga yang sama. Dia merasa heran, kenapa ada kapal tol laut yang sandar di pelabuhan Larantuka dan Tobilota Adonara, tapi harga kopra masih anjlok. “Seharusnya ada kapal tol laut, membuat harga kopra harusnya lebih mahal. Ttapi kenyataannya malah turun. Pemerintah pusat harus turun tangan mengatasi hal ini, sebab pemerintah daerah tidak bisa mengatasinya,” pintanya.