Titik Api Berkurang karena TMC

Ilustrasi titik panas - DOK CDN

JAKARTA – Jumlah titik api di sejumlah daerah di Indonesia berkurang drastic, karena keberhasilan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC).

“TMC yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sangat membantu upaya pemadaman di darat, sehingga dapat menurunkan jumlah titik panas,” ujar Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Djati Witjaksono Hadi di Jakarta, Sabtu (28/9/2019).

Dalam satu minggu ini, hujan sudah turun di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, seperti di wilayah Singkawang Bengkayang, Sukadana, Kalimantan Tengah. Untuk Provinsi Riau, tim Manggala Agni, TNI, POLRI dan Masyarakat Peduli Api, tetap menyiagakan 38 posko khusus di daerah rawan karhutla. Mereka juga masih dilakukan upaya pemadaman di Kecamatan Dumai Timur, Dumai Selatan, Medang Lampung, hingga Rengat.

Wilayah-wilayah tersebut diketahui memiliki lahan gambut yang cukup dalam, sehingga perlu dilakukan pemadaman darat. KLHK mencatat tidak terjadi hambatan dalam aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Selama satu minggu terakhir, jumlah titik panas terus mengalami tren penurunan. Terjadi penurunan signifikan yakni hingga 90 persen selama satu minggu terakhir.

Satelit Modis yang digunakan BMKG, yang menjadi standar kondisi cuaca di ASEAN menunjukkan, pada 23 September 2019 jumlah titik panas (hotspot) seluruh Indonesia berjumlah 1.374 titik. Di Riau terdapat 134 titik, Jambi 324 titik, Sumatera Selatan 337 titik, Kalimantan Barat 20 titik, Kalimantan Tengah 279 titik, dan Kalimantan Selatan 49 titik, serta Kalimantan Timur 11 titik.

Secara nasional jumlah titik api pada 25 September 2019, ada 554 titik. Tersebar di Riau 68 titik, Jambi 15 titik, Sumatera Selatan 13 titik, Kalimantan Barat 9 titik, Kalimantan Tengah 268 titik, Kalimantan Selatan 39 titik, Kalimantan Timur 60 titik.

Lihat juga...