Penanganan Kekeringan di NTB Hanya Bersifat “Pemadam Kebakaran”
Editor: Mahadeva
MATARAM – Bencana kekeringan dan krisis air bersih yang melanda sebagian wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selalu menjadi kejadian terulang setiap tahun. Kondisi tersebut memunculan penilaian, pemerintah tidak serius menangani persoalan tersebut. Terutama, untuk penanganan dalam jangka panjang.

“Bencana kekeringan dan krisis air bersih selalu terulang, karena pemerintah tidak serius melakukan penanganan. Penanganan dilakukan selama ini masih seperti pemadam kebakaran,” kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB, Murdani, Rabu (11/9/2019).
Strategi penanganan yang dilakukan selama ini, dinilai lebih pada persoalan teknis, dengan melakukan distribusi air bersih ke daerah terdampak kekeringan. Sementara hal itu tidak menyelesaikan masalah, karena sifatnya hanya jangka pendek. Strategi penanganan yang diterapkan pemerintah hanya terpaku pada persoalan teknis.
Anggaran yang disiapkan sebagian besar digunakan untuk urusan mengangkut air. Dan itu selalu berulang setiap tahun. “Seharusnya penanganan dilakukan lebih pada program jangka panjang, melakukan rehabilitasi pada daerah konservasi dan sumber mata air lain,” tandasnya.
Mengintegrasikan program penanganan dengan cara, bagaimana membangun partisipasi masyarakat. Karena bagaimanapun, masyarakat yang akan bisa membangun ketangguhannya sendiri menghadapi bencana. Dan hari ini terjadi, ketika dua pertiga wilayah di NTB mengalami kekeringan. Bahkan kejadiannya lebih cepat dari yang prediksikan, pemerintah tetap tidak melakukan pemeliharaan kawasan konservasi.