Nasi Tumpeng, Kuliner Pelengkap Saat Syukuran
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Keberadaan nasi tumpeng masih kerap ditemui pada sejumlah acara tradisional. Nasi tumpeng atau dikenal dengan tumpeng masih dibuat oleh warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel).
Sukamto, salah satu tokoh masyarakat Dusun Pasuruan Bawah menyebut bagi masyarakat yang dominan bersuku Jawa masih membuat tumpeng saat acara khusus.

Sebagai salah satu tokoh Paguyuban Keluarga Yogyakarta (PKY) di Desa Pasuruan ia menyebut tumpeng memiliki banyak makna. Tumpeng disebutnya memiliki simbol hubungan manusia dengan Tuhan, alam semesta dan sesama manusia.
Simbol dalam kuliner tumpeng yang berbentuk kerucut menyimbolkan makna keagungan Tuhan Yang Maha Pencipta.
Bentuk nasi tumpeng yang menggunung menjadi simbol agar manusia memiliki harapan yang tinggi. Nilai yang terkandung dalam nasi tumpeng memiliki makna masih dipegang teguhnya nilai kekeluargaan.
Nilai kekeluargaan dalam budaya Jawa disebutnya masih dijumpai dalam proses pembuatan lapangan bola voli di dusun tersebut.
“Lapangan voli yang dibuat dengan gotong royong melibatkan masyarakat menjadi bentuk gotong royong, usai selesai dibuat rasa syukur kami wujudkan dalam bentuk pembuatan nasi tumpeng,” ungkap Sukamto saat ditemui Cendana News, Sabtu (7/9/2019) malam.
Filosofi dalam kuliner nasi tumpeng disebutnya menjadi makna tumbuhnya kebersamaan. Sebab dari beragam sayuran, lauk pauk menjadi satu dengan pusat nasi yang mengerucut ke atas.