Menristekdikti Ujicobakan UPVC Rumah Tahan Gempa di Ngawi

Menristekdikti, Mohamad Nasir. -Foto: Antara

NGAWI – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mengujicobakan bahan unplasticized poly vynil chloride (UPVC) untuk rumah cepat tahan gempa di Ngawi, Jawa Timur, Jumat (27/9/2019).

“Ini polimer, bahan baku penting untuk UPVC. Untuk rumah tahan gempa, harapannya bisa mengurangi korban gempa. Berbeda dengan bangunan beton yang jika roboh bisa menelan korban jiwa,” kata Nasir saat uji coba pembangunan rumah cepat tahan gempa KENDS UPVC di Ngawi, Jumat (27/9/2019).

Bahan tersebut diklaim memiliki keunggulan, seperti tahan rayap dan memiliki durasi hidup hingga 10 tahun. Selain lebih rendah biaya perawatan, juga tahan api. Sehingga dapat beradaptasi untuk udara dingin maupun panas. “Kelebihannya lagi bisa dikembangkan untuk rumah knockdown. Di luar negeri sudah bisa bangun dua lantai,” jelas Nasir.

Ketua Tim Riset Rumah Tahan Gempa Universitas Diponegoro, Agung Dwiyanto, yang ikut menguji bahan UPVC untuk material rumah atau bangunan tahan gempa mengatakan, jenis bahan tersebut unggul karena lebih ringan, bisa knockdown dan cocok untuk wilayah rawan gempa. “Hebatnya, dengan bahan tersebut dalam waktu sehari memungkinkan selesai pembangunan untuk tiga rumah,” jelasnya.

Hal itu membuat UPVC layak menjadi bahan alternatif membuat rumah tahan gempa dengan kualitas bagus, murah dan cepat proses pembangunannya. “Rumah ini teknologi kekinian tetapi tetap menggunakan filosofi rumah Jawa yang bisa bernafas. Dengan penempatan yang tepat, penghematan energi akan lebih maksimal, termasuk untuk udara,” jelasnya.

Satu hal yang, menjadi musuh rumah berbahan UPVC adalah angin kencang. Ini yang harus diantisipasi, sehingga kemampuan rumah cepat tahan gempa ini bisa lebih baik.

Lihat juga...