Mahasiswa UB Manfaatkan Limbah Biogas untuk Pakan Kelinci

Editor: Koko Triarko

MALANG – Masih digunakannya pucuk tebu dan kulit kacang sebagai sumber serat pada pakan kelinci, menjadikan harga pakan konsentrat kelinci tetap mahal, sehingga sulit dijangkau oleh para peternak kelinci.

Berangkat dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, memproduksi pakan kelinci dengan memanfaatkan sludge dari limbah pengolahan biogas sebagal alternatif pengganti pucuk tebu dan kulit kacang sumber serat kasar.

Mereka adalah Nada Itorul Umam, Muhammad Irvan Ali, Mohammad Izza Arroziq, Agus Zulianto dan Nadella Apriani.

“Ide awalnya kita melihat banyak peternak kelinci yang kurang bisa menjangkau pakan pelet konsentrat, sehingga kita menganalisis kira-kira bahan apa yang bisa digunakan untuk menekan biaya produksi” jelas salah satu anggota, Nada Itorul Umam.

Nada menunjukkan produk pakan kelinci dari limbah biogas, -Foto: Agus Nurchaliq

Menurutnya, kebanyakan pakan kelinci yang di jual dipasaran menggunakan pucuk tebu dan kulit kacang sebagai sumber serat. Tetapi, untuk pembelian bahan-bahan tersebut relatif mahal, sehingga menjadikan pakan yang dihasilkan juga mahal. Jika pakan yang dihasilkan mahal, maka peternak tidak dapat menjangkau pakan konsentrat tersebut, sehingga mereka memilih untuk memberikan pakan hijauan.

“Karenanya kami menghadirkan inovasi pemanfaatan sludge dari limbah pengolahan biogas, untuk sumber serat kasar yang menggantikan pucuk tebu dan kulit kacang,” jelasnya.

Sludge merupakan limbah, maka biaya untuk membeli bahan tersebut lebih murah dibandingkan pucuk tebu dan kulit kacang, sehingga bisa menekan harga produksi.

Lihat juga...