Irigasi Tetes, Solusi Pertanian Tadah Hujan di NTB
Editor: Mahadeva
LOMBOK – Lahan pertanian tadah hujan atau lahan kering di Provinsi Nusa Tenggara Barat, kini bisa ditanami komoditas pertanian sampai tiga kali. Pola tanamnya menggunakan sistim irigasi tetes.
Pola tanam tersebut sekaligus juga meningkatkan hasil produksi pertanian, terutama tanaman palawija seperti jagung. “Dengan penggunaan sistem irigasi tetes ini, maka petani yang tadinya hanya bisa panen sekali setahun, bisa menjadi tiga kali setahun,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Husnul Fauzi, Jumat (20/9/2019).
Dalam proses industrialisasi pertanian yang dilaksanakan Pemprov NTB melalui irigasi tetes untuk lahan kering, selain melibatkan petani, juga melibatkan swasta. Termasuk pembinaan maupun pemasaran produksi hasil pertanian.

Sebagai tahap awal percontohan, Pemprov NTB telah melakukan penanam di atas lahan seluas 200 hektare, yang menjadi lokasi dimulainya penerapan sistem irigasi tetes. Jenis tanaman yang dibudidayakan adalah jagung. Lokasinya di Desa Akar-Akar, Kabupaten Lombok Utara. “Ini sebagai langkah awal industrialisasi pertanian NTB” terang Fauzi.
Untuk membantu memudahkan masyarakat melakukan pembelajaran pola tanam dengan sistim irigasi tetes, juga akan dibangun Learning Center. Nantinya prasarana tersebut akan menjadi pusat pembelajaran bagi siapa saja terkait dengan jagung.
Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, mengatakan, program industrialisasi di bidang pertanian memanfaatkan teknologi drip irrigation, diharapkan bisa terus meningkatkan kesejahteraan petani. Panen yang semula hanya sekali dapat dilipatgandakan menjadi tiga kali. Produksinya-pun dapat ditingkatkan hingga 20 persen, sehingga tidak ada lagi alasan lahan kering tidak bisa ditanami.