Defisit Beras, Kaltim Tambah Luas Tanam

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kalimantan Timur, H Ibrahim di Balikpapan, Senin (2/9/2019). Foto: Ferry Cahyanti

Untuk diketahui, Provinsi Kalimantan Timur diproyeksi alami defisit produksi beras sebesar 60.000 ton atau setara dengan 10.000 ha lahan, setelah ditetapkan sebagai IKN.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan agar Kaltim siap upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan klasterisasi dan pelatihan sumber daya manusianya.

“Saat ini mulai dipersiapkan sebelum pemindahan ibu kota terlaksana pada 2024. Karena dipastikan ada lonjakan penduduk sehingga masih minus untuk beras 60.000 setara 10.000 ha,” ucapnya dalam Acara Ketahanan Pangan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara, di Balikpapan, baru-baru ini.

Lebih lanjut Amran mengatakan 12 kabupaten didorong untuk melakukan klasterisasi produksi pangan. Pembagian berguna untuk memasok bahan-bahan pangan sesuai kebutuhan.

“Pertama tim turun dan kami melakukan diskusi, kami petakan dalam bentuk klaster. Kami membangun pembibitan di Kalimantan Timur tahun ini. Disesuaikan Agroclimate dan agoculture masyarakat setempat,” sebutnya.

Adapun sejumlah kabupaten tersebut telah dipetakan yakni Berau sebagai produsen Jagung dan Bawang Merah. Kabupaten Bulungan dan Nunukan untuk Padi, Cabai, dan Bawang Merah. Kabupaten Berau dibangun menjadi sentra produksi jagung dan bawang merah. Malinau sebagai sentra produksi padi dan jagung.

Kemudian Kabupaten Tana Bumbu menjadi sentra produksi padi dan cabai, Tanah Laut sebagai sentra padi, jagung, cabai dan bawang merah. Kapuas Hulu sebagai sentra padi, cabai dan bawang merah, Ketapang sebagai sentra cabai. Sementara Kutai Barat sentra padi dan jagung dan Kabupaten Paser sentra padi, cabai dan bawang merah.

Lihat juga...