Tekan Stunting di Sikka Perlu Sinergi Berbagai Pihak

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

“Penganggaran juga dilakukan untuk air bersih, sanitasi layak, ketahanan pangan keluarga dan pola asuh dalam keluarga. Sehingga semua sektor terkait termasuk tim penggerak PKK juga mempunyai tanggungjawab yang sama dalam penurunan stunting,” ungkapnya.

Kepala dinas Kesehatan provinsi NTT, drg. Dominggus Minggu Mere mengatakan, stunting masih merupakan masalah yang sangat besar, walaupun angkanya sudah berhasil diturunkan dari 51 persen tahun 2013 menjadi menjadi 42 persen tahun 2018.

“Tetapi angka tersebut masih tertinggi secara nasional. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi stunting kita di NTT masih di atas 40 persen dan masuk kategori berat,” tegasnya.

Sementara itu, kepala bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Klotildis Gandut, SKM mengatakan, langkah yang dilakukan yakni dengan melatih kader agar bisa melakukan konseling terhadap setiap sasaran atau penderita.

Intervensi spesifik yang dilakukan oleh dinas Kesehatan, kata Telly sapaannya, terutama fokus terhadap seribu hari pertama kehidupan. Intervensi ini, kontribusinya hanya 30 persen sementara sisanya dari sektor lainnya dan masyarakat.

“Intervensi yang kami lakukan sudah terbukti menurunkan angka stunting dari 41 menjadi 33 persen,” tutupnya.

Lihat juga...