Pekanbaru Diselimuti Asap Karhutla di Riau dan Kiriman Sumsel
PEKANBARU — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan Kota Pekanbaru pada Selasa pagi berselimut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berasal dari Provinsi Riau sendiri dan juga kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
“Ada peluang asap kiriman dari Sumsel, selain dari asap kebakaran di Riau sendiri. Jadi menumpuk di Pekanbaru,” kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yudhistira Mawaddah di Pekanbaru, Selasa (20/8/2019).
Ia mengatakan asap atau jerebu karhutla menurunkan jarak pandang pada Selasa pagi menjadi 1,5 kilometer pada pukul 07.00 WIB. Namun, pada pukul 08.00 WIB angin sudah banyak berhembus sehingga membawa asap dan jarak pandang naik ke 3 kilometer.
“Kondisi masih asap,” ujarnya.
Ia menjelaskan selain asap kiriman dari Sumsel, jerebu yang menyelimuti Pekanbaru juga berasal dari Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu (Inhu) dan Indragiri Hilir (Inhil). Sebabnya, angin masih berhembus dari arah tenggara ke barat daya dengan kecepatan 10-30 km/jam.
Kondisi udara di Pekanbaru juga terpantau menurun dari hari sebelumnya berstatus baik ke status sedang. Data BMKG menyatakan pada pukul 06.00 WIB satelit mendeteksi ada 175 titik panas yang jadi indikasi awal Karhutla di wilayah Sumatera, dan Riau paling banyak dengan 73 titik. Potensi asap kiriman dari Sumsel juga masih tinggi karena daerah itu ada 34 titik panas.
Dari 73 titik panas di Riau, daerah paling banyak adalah Kabupaten Pelalawan dengan 23 titik. Kemudian Inhil 17 titik, Inhu 10 titik, Kampar 8 titik, Bengkalis dan Rohul masing-masing 3 titik, Kepulauan Meranti, Rohil dan Kuansing masing-masing 2 titik, serta Siak, Kota Dumai dan Kota Pekanbaru masing-masing satu titik panas.