Lestarikan Pohon Timoho Sumber Air Terjaga di Pasuruan Kala Kemarau

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Sumarlan, warga Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Lampung Selatan memperlihatkan kayu bayur elang yang menjadi sumber mata air saat kemarau. Foto: Henk Widi

Ia mengaku memanfaatkan batang bayur elang yang roboh secara alami. Sebab sebagian warga sengaja memanfaatkannya sebagai jamu tradisional.

Pelestarian tanaman timoho dan bayur elang untuk lingkungan terbukti bagi warga lain. Samsul, salah satu warga setempat mengaku adanya mata air dari bawah pohon timoho menguntungkan. Sebab ia masih bisa memperoleh air bersih saat kemarau.

Belik yang dibuat permanen mengalirkan air untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus. Saat sejumlah sumur dalam kondisi kekeringan, berkat kayu timoho, warga masih mendapatkan sumber air.

“Warga masih bisa mendapatkan air memakai jerigen lalu ditampung pada bak atau ember selama musim kemarau,” ungkap Samsul.

Samsul juga menyebut keberadaan pohon timoho dan bayur elang multimanfaat. Sebab selain menghasilkan air, kedua jenis tanaman tersebut menjaga udara tetap sejuk. Saat kemarau melanda, kualitas udara bisa terjaga dengan baik.

Lihat juga...