Lestarikan Pohon Timoho Sumber Air Terjaga di Pasuruan Kala Kemarau

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Kelestarian pohon timoho (Kleinhovia hospita L) di sepanjang sungai Way Malim, Way Asahan dan Way Muloh menjadi salah satu penopang sumber pasokan air untuk masyarakat Pasuruan, Lampung Selatan.

“Bertahun tahun kami mendapat manfaat dari pelestarian pohon timoho dengan tidak menebang dan menanam bibit baru di sepanjang aliran sungai agar mata air terjaga terutama saat kemarau,” ungkap pelestari pohon timoho, Sumarlan saat ditemui Cendana News, Rabu (21/8/2019).

Batangnya yang berbonggol dengan akar papan memiliki akar napas yang menjuntai ke air. Pohon berurat yang sangat besar bahkan mampu hidup di atas bebatuan dan padas menghasilkan sumber air.

Air yang mengalir dari sela sela akar batang timoho menurut Sumarlan bisa dikumpulkan dalam belik tepat di bawah naungan bohon bambu sekaligus menjaga air tetap bersih.

Kemarau sejak bulan Juni di wilayah Penengahan menurut Sumarlan tidak mempengaruhi mata air di bawah pohon timoho. Selain bisa digunakan untuk kebutuhan sendiri sejumlah warga bahkan memanfaatkan mata air untuk kebutuhan sehari hari.

Selain keberadaan pohon timoho, jenis pohon yang dilestarikan oleh Sumarlan adalah bayur elang (Pterospermum diversifolum). Jenis pohon yang bisa tumbuh dengan ketinggian puluhan meter tersebut memiliki perakaran tunjang. Tumbuh di tepi aliran air pohon tersebut ikut membantu pasokan sumber air. Saat kemarau pohon bayur elang diakuinya masih tetap menghijau dengan adanya pasokan air.

“Sumber air yang terjaga sekaligus lingkungan yang bersih bisa dipertahankan oleh keberadaan bayur elang,” tegas Sumarlan.

Bagi sebagian warga pohon bayur elang bisa dipergunakan sebagai bahan bangunan. Namun dengan adanya upaya pelestarian, pohon langka tersebut sengaja tidak ditebang.

Lihat juga...