Kemarau, Masyarakat NTB Diminta Waspadai Potensi Kebakaran Hutan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MATARAM – Selama musim kemarau berlangsung, cuaca sangat panas, ditambah lagi kondisi kawasan hutan yang kering, sehingga sangat mudah terbakar. Karena itulah masyarakat diminta mewaspadai terjadinya kebakaran hutan.
“Sekarang kondisi cuaca sangat panas, karena telah memasuki musim kemarau disertai angin kencang. Tentu diharapkan kepada semua masyarakat untuk tetap waspada terhadap kebakaran hutan,” pinta Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Zulkiflimansyah, di Mataram, Rabu (21/8/2019).
Dikatakan, kondisi cuaca panas dengan lahan kering, membuat hutan sangat mudah terbakar, apalagi kalau disertai angin kencang. Jangan sampai karena kesalahan kecil yang dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja dapat menimbulkan bencana bagi daerah dan masyarakat luas.
Guna mencegah terjadi kebakaran kawasan hutan masyarakat diminta tidak membuang puntung rokok sembarangan, termasuk membakar sampah atau ranting kayu di kawasan hutan untuk membuka lahan, tanpa pengawasan.

“Semua itu memiliki implikasi yang luar biasa tidak saja membuat tumbuh-tumbuhan kawasan hutan rusak, tapi asap yang dihasilkan bisa menimbulkan polusi yang mengganggu kesehatan masyarakat,” katanya.
Kewaspadaan perlu ditingkatkan, mengingat musim kemarau panjang ini sangat berpotensi terjadinya kebakaran di mana-mana. Apalagi imbas dari musim kemarau terjadi di hampir semua wilayah NTB.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Agus Rianto memperkirakan, puncak musim kemarau di NTB terjadi pada periode Juli sampai Agustus.