Kue Tradisional Jadi Sajian Istimewa Hari Iduladha di Lamtim
Editor: Koko Triarko
Tradisi kunjungan saat Iduladha yang masih lestari, diakui Muharom warga setempat. Ia menyebut, lebaran haji sebagai bulan besar menjadi momen mempererat persaudaraan. Tidak mengherankan saat bulan besar atau sesudah Iduladha, akan banyak orang memanfaatkan untuk pesta pernikahan. Meski hari raya Iduladha tidak semeriah idulfitri, nilai positif saling berkunjung masih dipertahankan.
“Bagi sebagian keluarga, sajian kue tradisional masih menjadi cara memeriahkan hari raya kurban,” ungkap Muharom.
Menurutnya, makna berbagi kepada sesama masih cukup terlihat. Saat tamu berkunjung, ia tidak segan mempersilakan tamu menyantap hidangan masakan sang istri. Sejumlah warga yang tidak merayakan Iduladha, bahkan tetap berkunjung untuk mempererat persaudaraan.
Sajian sejumlah kue tradisional menjadi salah satu simbol keramahan tuan rumah dalam menyambut tamu yang berkunjung. Jenis tape ketan, wajik kletik, menjadi kue yang penuh filosofi. Sebab dengan proses pembuatan yang telaten, tape ketan yang sudah rekat satu sama lain makin manis. Demikian halnya dengan wajik kletik yang manis berbahan ketan.
Sejumlah kue tradisional sekaligus menjadi tanda silaturahmi yang erat, masih tetap dipertahankan saat hari raya Iduladha.