Kemerdekaan Adalah Anugerah Semua Golongan

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Anugerah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, harus dimaknai sebagai berkat untuk semua golongan. Anugerah yang besar tersebut, direfleksikan umat Katolik Gereja Santo Petrus dan Paulus, Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan dengan menggelar ibadah misa.

Aloysius Rukun Haryoto, selaku pemimpin ibadah misa perayaan Kemerdekaan RI Ke-74 menyebut, sebagian dari negara memiliki kesadaran akan nilai kemerdekaan. Sesuai catatan sejarah para bapak bangsa, Indonesia dibangun dengan penuh perjuangan.

“Salah satu teladan yang penting untuk dipertahankan hingga kini adalah, semangat kepahlawanan sebagai bangsa untuk merdeka. Tidak memandang golongan tertentu, namun demi kepentingan bersama sebagai bangsa yang merdeka,” ungkap Aloysius Rukun Haryoto dalam kotbah misa kemerdekaan yang disampaikannya, Sabtu (17/8/2019).

Perbedaan yang ada sejak masa perjuangan harus dipertahankan hingga sekarang. Sesuai sejarah sebelum perang kemerdekaan, Indonesia bisa terpecah belah karena adu domba. Bangsa asing mengingingkan kekayaan alam Indonesia yang melimpah dan bisa menjajah, karena Indonesia bisa dipecah belah.

“Sesuai dengan bacaan Injil Matius, melalui teladan Yesus Kristus, semangat mengabdi negara sudah sangat jelas. Pada Injil Matius 22:15-21 Yesus dijerat dengan suatu pertanyaan oleh orang orang Farisi. Pertanyaan terkait kewajiban membayar pajak diantaranya menjadi jebakan bagi Yesus terkait ketaatan sebagai warga negara. Namun dengan jawaban kewajiban yang besar kepada kekaisaran sekaligus bentuk kewajiban sebagai warga negara,” tutur Aloysius Rukun Haryoto.

Aloysius menyebut, sejarah kemerdekaan dimaknai dalam perjuangan dan pengorbanan. Dan, Yesus telah memperlihatkan keteladanan penuh cinta tanah air dan kejujuran. Sebagai bangsa Indonesia yang merdeka, umat Katolik diajak untuk menyemangati semangat pahlawan nasional Mgr. Albertus Soegijapranata, supaya hidup seratus persen Katolik sekaligus seratus persen Indonesia.

Lihat juga...