Kabupaten Sikka Berjuang Melawan ‘Stunting’
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Kabupaten Sikka masih berjuang melawan stunting. Saat ini, jumlah kasus stunting di kabupaten tersebut mencapai 34,5 persen. Angka ini lebih rendah dari angka stunting secara keseluruhan di provinsi NTT yang mencapai 43 persen.
“Pemerintah harus segera melakukan gebrakan, agar kasus stunting ini bisa turun. Kami mendukung langkah pemerintah, namun perlu kerja keras dan lintas sektor,” sebut anggota DPRD Sikka, Yani Making, Minggu (4/8/2019).
Dikatakan Yani, masih tingginya angka stunting, disebabkan adanya kekurangan gizi pada anak sejak kehamilan hingga usia 2 tahun.
“Perlu langkah konkrit untuk memperbaiki gizi anak. Pemerintah desa juga perlu dilibatkan dalam menurunkan angka stunting ini dengan menganggarkan dana untuk perbaikan gizi warganya,” pintanya.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana Sikka, dr. Maria Bernadina Sada Nenu,MPH., mengatakan, ada dua kecamatan yang memiliki kasus stunting terparah di Sikka, yakni Tana Wawo dan Paga.
“Upaya mengatasi stunting tidak bisa dilakukan oleh dinas kesehatan sendiri. Untuk menanganinya harus melibatkan segenap sektor dan 10 badan dan dinas yang ada di kabupaten Sikka, termasuk pemberdayaan masyarakat dan desa,” tegasnya.

Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, menegaskan, penurunan stunting bukan hanya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan saja, tetapi juga berkaitan dengan air bersih, sanitasi layak, ketahanan pangan keluarga dan pola asuh dalam keluarga.