Jantung Koroner Sering tak Disadari Pasien

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Mendiagnosa penyakit jantung koroner saat ini seringkali tidak dapat dilakukan hanya dengan mengamati gejala yang timbul. Sehingga, intervensi dipercaya dapat memberi prognosis yang lebih tepat. 

Ahli jantung, dr. Hengky Gosal, SpPD-KKV, FINASIM, menjelaskan yang dimaksud dengan intervensi adalah tindakan kateterisasi jantung.

“Fungsi kateterisasi ini adalah untuk mengecek kondisi pasien, apa benar terkena penyakit jantung. Untuk pengobatan, prognosis maupun gambaran kondisi pasien ke depan,” kata Hengky, saat ditemui di salah satu rumah sakit swasta tempatnya bertugas, Rabu (28/8/2019).

Menurutnya, beberapa pasien yang datang mengeluh karena sakit dada. Untuk memastikan, biasanya akan dilakukan kateterisasi.  Pasien dengan penyakit jantung, biasanya tidak mengenali gejala ini. Bahkan terkadang, pasien saat dilakukan general check up bisa melewati tes dengan baik.

“Tercatat, 70 persen tidak mengenali gejala jantung dan tidak mengetahui mereka memiliki gejalanya. Yang mudah terdeteksi adalah jika mereka terkena serangan akut. Jadi, saat dibawa ke UGD terdeteksi,” ujar Hengky.

Contoh kasus, menurutnya, kasus yang pernah ditangani adalah pasien yang mengalami diare dari jam 9 pagi hingga sore hari. Oleh keluarga sudah diberikan berbagai macam obat. Akhirnya, dibawa ke UGD, karena tidak ada perubahan.

“Saat diperiksa diafragma, baru diketahui kalau yang bersangkutan terkena serangan jantung. Dan, kondisinya sudah sangat parah. Sehingga kita lakukan pemasangan ring malam itu juga,” ungkap Hengky.

Hengky menyebutkan, rasa nyeri di dada yang selama ini dinyatakan sebagai gejala penyakit jantung, tidak bisa dijadikan patokan.

Lihat juga...