INDEF: Posisi Indonesia Dalam Kiprah Investasi Global tak Jelas
Editor: Koko Triarko
Menurutnya, jika investasi yang digadang-gadang hanya untuk eksploitasi pasar dalam negeri, maka investasi tersebut berkualitas rendah. Dampaknya terhadap perekonomian bercampur antara positif menyerap tenaga kerja. Dan, produktif menciptakan barang jasa, tetapi juga berdampak negatif menyedot modal keluar.
Ada pun solusinya, menurut Didik, adalah pemerintah mendorong dan memberikan insentif terhadap investasi yang produktif berorientasi keluar, daya saing dan ekspor. Sehingga berdampak positif terhadap pemupukan devisa dan memperkuat ekonomi sektor luar negeri.
Pada saat yang sama, selain menekan defisit jasa dan pendapatan primer, neraca berjalan hanya dapat diperbaiki. Itu pun jika neraca perdagangan mengalami surplus besar, seperti pada periode 1980-an sampai 1990-an.
“Dari sisi ini, kebijakan pemerintah saat ini kalah jauh dengan kebijakan pada masa Orde Baru. Ekspor tumbuh bukan hanya dua digit, tetapi di atas 20 persen,” tegas Didik.
Dia mengimbau, pemerintah memperbaiki neraca perdagangan dengan menekan strategi ekspor yang kuat. Seperti sebelumnya, juga menahan impor agar neraca perdagangan tidak sakit.