Imbas Kemarau, Produksi Kacang Tanah Petani Lamsel Turun
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Produksi tanaman kacang tanah milik petani di Lampung Selatan (Lamsel) menurun imbas kemarau.
Handoko, salah satu petani menyebut produksi kacang tanah turun drastis dibanding masa tanam sebelumnya. Penanaman pada lahan di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menggunakan bibit sebanyak 8 kilogram.
Pada panen normal, sebanyak 6 kuintal kacang tanah berhasil diperolehnya. Namun imbas kemarau ia hanya mendapat hasil sekitar 4 kuintal dengan polong kacang kurang berisi.
Pasokan air yang berkurang pada saat masa berbuah membuat benih tumbuh tidak sempurna. Handoko mengaku telah memilih benih kacang tanah atau kacang prol bersertifikat dan toleran kemarau.
Namun akibat kemarau yang cukup ekstrim dibanding tahun sebelumnya, pertumbuhan terhambat. Penggunaan pupuk organik dari kotoran kambing dan kompos bahkan telah digunakan meski hasil tetap tidak maksimal.
Pada kondisi normal, Handoko menyebut memanen kacang tanah saat polong sudah tua. Rata-rata tanaman kacang tanah bisa dipanen memasuki usia 90 hari.
Meski demikian sebagian tanaman kacang tanah yang hasilnya kurang maksimal dipanen saat usia 75 hari. Kacang tanah yang memasuki masa tua tersebut sebagian dijual untuk kacang rebus dan sayur asam.
“Pemanenan normal seharusnya usia tiga bulan, namun karena khawatir justru akan kering maka dipanen lebih awal agar tetap bisa memiliki nilai jual,” ungkap Handoko saat ditemui Cendana News, Jumat (2/8/2019) sore.
Pada masa panen sebelumnya, pasokan air untuk penanaman kacang tanah diperoleh dari embung di dekat kebun. Namun imbas proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) saluran air mulai mengering sejak dua tahun terakhir.