IESR Bangun EDM di Ende

Editor: Mahadeva

IESR berharap, energi surya yang tersedia di SDK Boafeo dapat mendorong semangat anak-anak untuk belajar. Dapat mempermudah proses belajar mengajar. Dan pada akhirnya meningkatkan kualitas pendidikan

EDM, merupakan pendekatan unik untuk penyediaan akses energi kepada mereka yang membutuhkan. Pendekatan itu berangkat dari pengamatan, bahwa penyediaan akses energi yang berdampak luas dan berkelanjutan untuk masyarakat, memerlukan partisipasi masyarakat dalam proses perancangannya.

“Peran serta masyarakat menjadi penting karena layanan akses energi tersebut harus mampu menjawab kebutuhan mereka dan sesuai dengan konteks sosio-ekonomis dan budaya setempat,” imbuhnya.

Pada awal 2016, bermitra dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Nusa Bunga, IESR memulai proyek percontohan EDM di Desa Boafeo, Ende, NTT. “Provinsi ini dipilih karena memiliki tingkat kemiskinan energi yang paling tinggi di Indonesia. Hingga 2019, rasio elektrifikasi NTT masih berada di kisaran 72 persen, tertinggal dibanding provinsi lain di Indonesia,” paparnya.

Kepala Sekolah SDK Boafeo, Agustinus Rani, menyebut, penyediaan listrik dengan PLTS atap di SDK Boafeo merupakan kebanggaan bagi pihak sekolah. Selama ini, SDK Boafeo kesulitan menjalankan belajar mengajar secara optimal, karena belum adanya listrik. “Siswa membutuhkan penerangan untuk belajar kelompok di malam hari, sehingga listrik dari PLTS atap ini sangat bermanfaat,” tuturnya.

PLTS atap di SDK Boafeo berkapasitas 4.950 WP. Terdiri dari dua sistem identik, dan dilengkapi dengan baterai, masing-masing sebesar 2 kWh. IESR melalui konsultan proyek Priyono juga memberikan pelatihan teknisi untuk PLTS atap bagi warga Boafeo.

Lihat juga...