Bening Kepiting Khas Bakauheni, Olahan Sederhana Menggugah Selera

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Eko Prapto sang anak menyebut bening kepiting atau krepes menjadi makanan khas pesisir. Tinggal di pantai membuat bahan baku mudah diperoleh di sekitar pohon bakau.

Eko Prapto, memperlihatkan olahan kepiting yang dimasak oleh sang ibu sebagai lauk makan pagi di Dusun Penobakan, Bakuheni, Lampung Selatan, Sabtu (31/8/2019) – Foto: Henk Widi

Tumbuhnya bakau sebagai habitat alami menjadi sumber bahan makanan alami bagi warga pesisir. Meski bisa diolah menjadi berbagai jenis kuliner boga bahari atau seafood, kepiting diakuinya paling cepat diolah menjadi bening kepiting.

“Saya kerap menangkap dengan jaring atau bubu lalu dimasak oleh ibu menjadi olahan bening kepiting atau krepes yang lezat,” ungkap Eko Prapto.

Sebagai makanan dengan ciri khas bercangkang keras, Eko Prapto mengaku sebelum diolah kepiting harus diremuk. Tujuannya agar saat proses memakan lebih mudah membuka bagian dalam untuk menyantap dagingnya.

Namun sebagai bening ia lebih menyukai kuahnya karena sang ibu kerap menyajikan bersama ikan goreng. Sambal dan daun singkong menjadi tambahan saat menyantap dengan nasi hangat.

Meski sederhana bening kepiting kerap disajikan saat sejumlah tamu berkunjung. Meski memiliki rasa yang lezat sajian kepiting dengan kuah bening belum diolah untuk dijual.

Eko Prapto mengaku sengaja meminta sang ibu memasak bening kepiting untuk menjamu para tamu. Meski hidangan sederhana namun ia memastikan sajian itu sangat lezat disantap di tepi pantai Tanjung Tuha Pasir Putih sembari menikmati semilir angin.

Lihat juga...