Atraksi Reptil di TMII, Edukasi Anak Kenali Hewan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Irvan menjelaskan, orang Papua sangat takut sekali dengan kadal jenis ini. Karena dipercaya jika kadal ini mengigit tubuh dapat menyebabkan meninggal dunia. Padahal menurut dia, itu hanya mitos saja.

“Itu cuma mitos saja, kenyataannya tidak seperti itu. Nah, karena populasinya mau punah di Papua, jadi mereka ditakuti. Bahwa kadal ini kalau mengigit dapat menyebabkan kematian atau meninggal dunia,” tukas Irvan.

Gerakan lincah kura-kura moncong babi asal Papua menghiasi area tersebut. Anak-anak semakin terhibur dan mendekat pada hewan yang agresif ini.

Selain itu, tampil juga kura-kura darat. Menurut Irvan, jenis kura-kura itu ada dua. Yakni kura-kura darat dan air.

“Nah, kura-kura darat ini makannya buah dan sayur. Kalau kura-kura air itu makan pelet ikan atau daging,” jelasnya.

Buaya Muara bernama Proky tampil menggemaskan. Meskipun tubuhnya mungil, tapi buaya ini usianya tiga tahun.

Anak-anak pun bergegas mendekati buaya itu ingin mengelus tubuh mungilnya. “Jangan dipegang mulut ya sayang, nanti gigit. Hayu siapa yang tadi lomba mewarnai buaya,” ujar Irvan.

Pada kesempatan ini, Irvan juga menjelaskan jenis-jenis buaya. Diantaranya, buaya sinyulong atau buaya bibir supit.

Atraksi ular sanca batik sepanjang 12 meter membuat suasana semakin histeris oleh teriakan anak-anak. Mereka terlihat ketakutan, tapi ada juga yang berusaha mendekati satwa itu.

Namun perawat satwa mengimbau agar anak-anak jangan mendekat ular tersebut. Karena jika mengigit akan membahayakan mereka.

“Adik-adik jangan mendekat ya, ularnya bahaya karena bisa gigit, nanti tubuh adik sobek. Kalau luka sobek bisa sampai 10 jahitan,” ujarnya.

Lihat juga...