Pertemuan Trump-Jinping, Menyisakan Tanya Kelanjutan Perang Dagang
JAKARTA — Presiden AS Donald Trump bersama Presiden China Xi Jinping telah melakukan pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 yang berlangsung di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6).
Pertemuan itu sangat ditunggu oleh pelaku pasar keuangan karena selama berbulan-bulan situasi ekonomi global dilanda ketidakpastian akibat keduanya terlibat perseteruan dagang.
Pengenaan tarif bea masuk yang dikenakan bagi masing-masing produk asal AS dan China menjadi penyebab “perang dingin” antara dua negara adidaya tersebut.
Perseteruan yang terjadi ini tidak hanya menyebabkan kelesuan perdagangan global, namun juga menimbulkan masalah kepada sistem keuangan dunia secara keseluruhan.
Meski demikian, hasil dari pertemuan Trump-Xinping ini malah menimbulkan tanda tanya baru, karena tidak ada hasil positif yang benar-benar nyata dapat direspon pelaku pasar global.
Usai pertemuan tersebut, Trump secara diplomatis mengatakan tidak ada permusuhan terhadap China dan pertemuan telah berjalan dengan baik.
Ia juga mengungkapkan pertemuan ini akan menghasilkan kesepakatan perdagangan kedua negara yang adil dan bersejarah.
Hanya satu hasil yang pasti yaitu Trump tidak akan memberlakukan tarif bea masuk baru terhadap barang-barang asal China yang masuk ke pasar AS.
Hal serupa juga dilakukan oleh Jinping yang mengatakan ingin memajukan hubungan China dan AS dengan meningkatkan koordinasi, kerja sama dan stabilitas.
Meski terdapat perubahan besar dari hubungan bilateral kedua negara, Jinping menambahkan kerja sama dan dialog akan lebih memberikan manfaat daripada gesekan.
Dalam pertemuan itu, Jinping bahkan sempat bernostalgia mengenai hubungan kedua negara yang terjalin dengan baik sejak interaksi di Kejuaraan Tenis Meja Dunia ke 31 pada 1971.