Pembuangan Sampah Liar di Tepi Jalinpantim, Ganggu Kesehatan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sampah pecahan kaca yang dibuang dan masuk area persawahan selain tidak bisa terurai berpotensi membahayakan. Saat mengolah lahan sawah ia bahkan harus memakai sepatu booth menghindari pecahan kaca.
Usulan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan di tepi jalan disebut Sapriyadi telah disampaikan pada pihak terkait.
Meski demikian upaya yang dilakukan dengan membuat papan imbauan kerap hanya berlangsung dalam waktu singkat. Meski pernah dilakukan upaya gotong royong membersihkan sampah, volume sampah kembali bertambah.
“Warga di sekitar lokasi bahkan tidak bisa berbuat apa-apa karena oknum yang membuang sampah melakukan pada malam hari, sebagian bukan warga daerah sini,” ungkap Sapriyadi.
Sampah yang mengganggu kesehatan juga dirasakan oleh Triono warga yang menggarap lahan di lokasi tersebut.
Akibat sampah, keberadaan sejumlah warung makan tidak jauh dari lokasi tersebut berpotensi rawan penyakit. Sebab sampah yang dihinggapi lalat selanjutnya beterbangan ke warung yang menjual makanan.
“Silakan dilihat di sekitar warung makan Pujasera dekat pelabuhan, lalat beterbangan berpotensi penyakit diare saat lalat hinggap,” tutur Triono.
Upaya yang dilakukan untuk membersihkan sampah diakui Triono sudah disampaikan ke pihak desa dan kecamatan. Sebab lokasi pembuangan sampah liar berada di ujung pulau Sumatera dengan Lampung dikenal sebagai gerbang Sumatera.
Meski telah melakukan upaya pembersihan secara swadaya, ulah oknum membuang sampah di lokasi tersebut sangat belum bisa dihentikan.
Saat akan dikonfirmasi terkait persoalan sampah di wilayahnya, camat kecamatan Bakauheni, Zaidan, belum bisa dikonfirmasi.