Lima Desa di Halmahera Selatan Terdampak Gempa 7,2 SR
Di tempat terpisah, Kepala BMKG Labuha Eko Widjoyanto mengakui gempa terjadi di darat sehingga tidak ada potensi tsunami.
Selain itu, terjadi 35 kali gempa susulan dengan kecenderungan gempa makin melemah dibandingkan dengan gempa utama.
Analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi itu berkekuatan M=7,2. Episenter gempa pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan pada kedalaman 10 km. Gempa itu karena adanya pertemuan lempeng “kepala burung” Sorong, Obi, Bacan, dan Kepulauan Sula.
Kepala BMKG Ternate Edi Kusworo meminta warga kembali ke kediamannya dan mengikuti arahan personel Basarnas maupun TNI/Polri yang telah turun ke lokasi pengungsian.
“Warga diminta untuk tidak mendengarkan berbagai informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya terkait dengan gempa yang terjadi di wilayah Malut berkekuatan 7,2 SR tersebut,” ujarnya.
Pascagempa tersebut, khususnya di Kota Ternate, sejumlah warga telah kembali dari tempat pengungsiannya. Bahkan, di areal Jatiland Mall dan kawasan Tapak III Pantai, warga telah beraktivitas seperti biasanya. (Ant)