Mayoritas Warga Pasaman Barat Masih Bertahan di Pengungsian
SIMPANG EMPAT – Mayoritas korban terdampak gempa bumi magnitudo 6,1 di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat masih bertahan di tenda pengungsian utama, karena masih trauma dan khawatir ada gempa susulan.
“Kami masih trauma ada gempa susulan dan kalau balik ke rumah tidak bisa, karena rumah kami tidak bisa dihuni lagi,” kata salah seorang pengungsi, Yati (52) di Simpang Empat, Senin (28/2/2022).
Para pengungsi hingga Senin (28/2) masih banyak yang ada di tenda pengungsian.
Sementara anak-anak terlihat bermain di luar tenda. Ada juga yang melakukan senam trauma healing sebagai proses penyembuhan trauma bagi warga.
Pengungsi lainnya, Silam (60), dari Jorong Simpang Timbo Abu mengatakan ia bersama keluarga mengungsi ke posko pengungsian utama di halaman kantor bupati, karena takut gempa susulan dan longsor.
“Daerah kami berada di kaki Gunung Talamau dan getaran gempa sangat terasa. Apalagi, di kaki Gunung Talamau juga sudah ada longsor,” ujarnya.
Dengan ancaman longsor itu, katanya, keluarganya mengungsi ke posko utama halaman kantor bupati di Simpang Empat.
“Kami aman, karena jauh dari ancaman longsor,” kata warga lainnya Dalih (59).
Sementara itu, Pemkab Pasaman Barat terus menerima bantuan di posko bencana rumah dinas bupati dari berbagai pihak.
Pemkab setempat juga terus menyalurkan bantuan ke warga terdampak gempa, baik langsung maupun ke posko pengungsian yang tersebar di Kecamatan Talamau dan Kinali.
“Kebutuhan pengungsi terus kita penuhi dengan membagikan langsung melalui tim yang sudah ditunjuk,” kata Bupati Pasaman Barat Hamsuardi.
Hingga Senin (28/2) dampak kerusakan infrastruktur akibat gempa, yakni jalan Provinsi Simpang Empat – Panti kilometer 18 sampai kilometer 20, aprit jembatan Batang Parhiasan dan Batang Kuranji Kajai, serta pipa saluran air bersih dan irigasi juga rusak.