Cuaca Tak Bersahabat Nelayan Lamsel Alami Paceklik Ikan

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Potensi gelombang tinggi disertai angin kencang mengakibatkan aktivitas nelayan mengalami gangguan, terutama nelayan tradisional. Pantauan di wilayah perairan Barat Lampung, hanya sejumlah nelayan pemilik kapal ukuran besar yang berani melaut. Sementara kapal dengan ukuran kecil di bawah 7 GT memilih menepikan perahu.

Ahmad, salah satu nelayan jaring rampus asal Desa Maja,Kecamatan Kalianda,Lampung Selatan (Lamsel) menyebut angin kencang membuat nelayan enggan melaut. Sesuai prakiran cuaca, kondisi angin kencang disertai gelombang mencapai 3 hingga 5 meter di perairan barat Lampung.

Ahmad menyebut selain mengandalkan ilmu dan pengalaman melihat kondisi perairan, ia mulai menggunakan tekhnologi. Salah satunya memanfaatkan android untuk memantau kondisi perairan melalui Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim.

“Selain memperhitungkan kondisi kapal tangkap, cuaca yang ada di perairan selalu diperhitungkan untuk melaut atau tidak melaut termasuk musim ikan tertentu,” ungkap Ahmad saat ditemui Cendana News, Senin (8/7/2019).

Nelayan lain bernama Usman di dermaga Bom Kalianda menyebut hasil tangkapan ikan masih minim pada awal Juli 2019. Jenis ikan yang diperoleh dengan jaring rampus selain ikan teri nasi meliputi ikan tengkurungan, tongkol, kuniran, tanjan, simba.

“Ada masanya hasil tangkapan ikan melimpah namun saat paceklik nelayan hanya menjual ikan dalam jumlah terbatas,” ungkap Usman.

Sejumlah kapal nelayan sandar di dermaga Bom Kalianda Lampung Selatan. Foto: Henk Widi
Lihat juga...