Bebek Pedaging dan Petelur Beri Penghasilan Tambahan Petani Palas
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Potensi lahan pertanian yang luas di wilayah Kecamatan Palas, Lampung Selatan dimanfaatkan maksimal oleh petani setempat. Selain menanam padi, lahan pertanian sawah dimanfaatkan untuk budidaya bebek pedaging dan petelur.
Mei Dwiono, petani di Desa Sukaraja menyebutkan, jenis pedaging untuk memenuhi kebutuhan usaha kuliner. Sebaliknya bebek petelur akan dipelihara selama masa produktif.
Peternakan di dekat lahan sawah, kolam memungkinkan ia bisa mengkondisikan bebek sesuai habitatnya. Itik cenderung menyukai lahan basah dekat air. Ia bahkan memiliki lahan sawah yang berada di dekat aliran sungai kecil sehingga pasokan air selalu terpenuhi. Pilihan memelihara bebek pedaging karena usianya hampir sama dengan budidaya padi dan jagung.
“Usia budidaya atau ternak bebek pedaging hampir sama dengan masa menanam jagung dan padi sekitar tiga hingga empat bulan, jadi bisa menjadi sampingan kesibukan sebagai petani,” ungkap Mei Dwiono saat ditemui Cendana News, Senin (8/7/2019).
Saat musim tanam padi, sembari melakukan pembersihan lahan ia bisa mencari keong sumber asupan gizi tambahan bagi bebek. Saat musim panen, bebek bisa diberi tambahan pakan sisa padi yang rontok di sawah.
Bibit bebek pedaging sangat mudah diperoleh sebab wilayah Palas dam Sragi dikenal sebagai sentra ternak bebek. Hamparan lahan pertanian sawah, sumber aliran air melimpah sungai Way Pisang ikut mendukung usaha ternak.
“Asupan pakan utama sentrat pabrikan,selain itu pakan buatan sendiri sesuai kreatifitas dan memanfaatkan limbah pertanian,”ungkap Mei Dwiono.
Mei Dwiono menyebut dengan asupan pakan yang baik, bebek pedaging bisa dijual di usia tiga bulan. Bobot rata rata siap jual sekitar 1,5 hingga 2 kilogram sementara yang masih belum memenuhi ukuran akan disortir untuk dibesarkan lagi. Sesuai harga pasaran di tingkat pengepul, dijual seharga Rp50.000 hingga Rp60.000 per ekor.