Tradisi Masyarakat Lombok Ziarah di Makam Usai Lebaran
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LOMBOK – Memasuki hari kedua pascapelaksanaan lebaran, selain saling mengunjungi dan melaksanakan halal bihalal dengan keluarga atau kerabat, salah satu tradisi yang tidak pernah hilang adalah melakukan ziarah kuburan atau makam, baik makam keluarga maupun makam sejumlah ulama besar yang dikeramatkan.
Makam Ketak, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, misalnya, sejak hari pertama perayaan lebaran sampai sekarang banyak dikunjungi masyarakat untuk melakukan ziarah, berzikir dan berdoa di sekitar pusaran makam bersama keluarga.
“Kalau ziarah makam, terutama makam ulama yang dikeramatkan seperti makam Ketak, memang sudah biasa dilakukan masyarakat usai perayaan lebaran dan hampir menjadi tradisi tahunan. Untuk berzikir dan berdoa, mohon keberkahan kepada Allah,” kata Muliadi, Kamis (6/6/2019).

Muliadi sendiri mengaku, ziarah makam usai lebaran sudah biasa dilakukan. Selain makam Ketak, makam ulama lain yang dikeramatkan biasa dikunjungi bersama keluarga seperti makam Nyatuq Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Dikatakan, selain berzikir dan berdoa meminta keberkahan, masyarakat yang datang biasanya juga mengucapkan nazar, diharapkan apa yang diinginkan atau dicita-citakan terkabul. Maka, mereka akan datang kembali melakukan ziarah ke makam ulama yang diziarahi.
Sumiati, warga lain mengatakan, dirinya bersama keluarga mengunjungi makam Ketak memang murni untuk melakukan ziarah makam ulama bersama keluarga, sekalian jalan-jalan usai perayaan lebaran.