Dampak Perdagangan Rempah, Budaya Banten Berkembang
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Rempah bagi Banten bukan hanya bumbu masak. Tapi rempah, khususnya lada, telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan di Banten. Beberapa dari pengaruh rempah tersebut masih dapat terlihat di masa kini.
Pengkaji Kebudayaan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Dr. Helmy Faizi, menyatakan, jalur rempah haruslah dilihat sebagai aspek budaya. Memiliki dampak yang juga tidak kecil pada budaya Banten.

“Apa pun yang memiliki dampak pada kebudayaan suatu daerah akan menjadi aspek budaya juga. Rempah ini juga begitu. Tak bisa hanya secara fisik saja kita melihatnya, tapi harus dilihat pengaruhnya, juga pada aspek kehidupan di Banten,” kata Helmy dalam diskusi budaya Banten, Minggu (25/7/2021).
Paling tidak, lanjutnya, ada enam aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh rempah di wilayah Banten.
“Yaitu, ekonomi, politik, agama, budaya, toponimi serta pengetahuan dan teknologi tradisional,” ucapnya.
Keberadaan rempah, khususnya lada, dinyatakan sangat mempengaruhi perekonomian di Banten. Bahkan dilihat dari penelitian, komoditas lada adalah salah satu sendi yang menyebabkan kerajaan Banten menjadi kuat, maju dan makmur serta membuka akses komunikasi tidak hanya pada kerajaan di Nusantara, tapi juga hingga Eropa.
“Ini terbukti dengan adanya penemuan prasasti dari zaman Tarumanegara, yaitu prasasti Cidamian di Sungai Munjul,” ucapnya.