Nelayan Kecil di Sikka tak Mampu Beli Lampara dan Bagan
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Mahalnya harga kapal bagan dan lampara membuat tidak banyak nelayan yang memilikinya. Selain itu, pemilik lampara dan bagan juga harus memiliki modal besar untuk operasional, saat melaut di laut dalam selepas kawasan perairan Teluk Maumere.
“Kalau melepas lampara di rumpon laut dalam, tentu nelayan kecil seperti kami sulit melakukannya. Sekali berlayar saja butuh uang tunai puluhan juta rupiah untuk beli bahan bakar,” sebut H.Burhan, nelayan Wuring pemilik lampara, Senin (10/6/2019).
Dikatakan Burhan, belum lagi harus membeli pukat yang juga bisa butuh biaya ratusan juta rupiah.Untuk kapal Lampara atau Purse Seine ukuran 6 GT saja, harganya sekitar Rp400 juta, untuk membeli kapal, mesin dan pukatnya.

“Kami juga harus membayar pengintai ikan untuk melihat apakah ikan di rumpon ada atau tidak. Caranya, menggunakan perahu kecil dan berangkat terlebih dahulu mengecek ikan di rumpon,” terangnya.
Bila ikan banyak, terang Burhan, maka dia akan menelpon ke pemilik kapal lampara agar segera melaut. Hasil tangkapan dibagi 10 persen dengan dia, belum lagi harus beli rokok dan bahan bakar untuknya.
“Ini yang membuat banyak nelayan sulit membeli kapal lampara, apalagi bagan, karena harus memiliki modal yang besar. Kami juga terpaksa meminjam uang di bank untuk biaya operasional, kalau simpanan uang habis,” ungkapnya.
Halim, pemilik lampara lainnya, mengaku terkadang tidak mendapatkan hasil tangkapan, sehingga perahu miliknya terpaksa berlabuh. Biaya operasional sangat besar, sementara harga ikan tidak sebanding dengan pengeluaran.