Minyak Turun, Tertekan Kekhawatiran Permintaan Dunia Lebih Rendah

Ilustrasi: Tangki minyak Aramco di fasilitas produksi Shaybah, Arab Saudi (REUTERS)

Bank of America Merrill Lynch menurunkan perkiraan harga Brent menjadi 63 dolar AS per barel dari 68 dolar AS per barel untuk paruh kedua 2019, di tengah permintaan yang goyah.

Kekhawatiran tetap tentang meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah serangan minggu lalu terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman. Amerika Serikat menyalahkan serangan tersebut terhadap Iran, tetapi Teheran membantah terlibat.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada Senin (17/6/2019) bahwa negara-negara perlu bekerja sama untuk menjaga jalur pelayaran terbuka untuk minyak dan pasokan energi lainnya, guna memastikan pasokan yang stabil.

Pelaku pasar juga menunggu pertemuan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memutuskan apakah akan memperpanjang perjanjian pemangkasan produksi yang berakhir bulan ini.

Kelompok ini telah mempertimbangkan sejak bulan lalu memindahkan tanggal pertemuan kebijakan mereka di Wina menjadi 3-4 Juli dari 25-26 Juni. Setelah pertemuan pada Senin (17/6/2019), menteri perminyakan Iran mengatakan kepada rekannya dari Rusia bahwa dia masih tidak setuju dengan tanggal awal Juli, tetapi dapat hadir jika tanggalnya bergeser menjadi 10-12 Juli, kantor berita kementerian minyak Iran SHANA melaporkan.

OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai 1 Januari.

Di Amerika Serikat, produksi minyak AS dari tujuh formasi serpih utama diperkirakan akan meningkat sekitar 70.000 barel per hari (bph) pada Juli ke rekor 8,52 juta barel per hari, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan produktivitas pengeboran bulanan pada Senin (17/6/2019). (Ant)

Lihat juga...