Layang-layang Tradisional Bali, Warisan Kearifan Lokal Leluhur

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Lebih lanjut dikatakannya, workshop ini semoga dapat dimanfaatkan oleh anak–anak untuk menambah wawasan dan menggali informasi dari narasumber seputar layang- layang tradisional Bali.

“Melalui kegiatan ini semoga dapat memperkenalkan warisan kearifan lokal kepada anak-anak sejak dini agar keberlangsungannya tetap lestari di tengah era modernisasi dan juga penting sebagai sarana melatih kerjasama serta mental anak yang berguna bagi masa depan mereka,” ungkapnya.

Salah satu peserta workshop, Ketut Ariawan, asal SDN 5 Kesiman, merasa sangat senang dapat mengikuti workshop layang-layang tradisional Bali “Mai Melayangan”.

Salah satu peserta workshop, Ketut Ariawan asal SDN 5 Kesiman. -Foto: Sultan Anshori.

Ketut pun menjelaskan proses membuat layangan mulai dari meraut batang tengah bambu, kemudian memasang tapak bawah (bagian pinggang), memasang tapak atas (bagian kepala), hingga kepada proses memasang kertas (nukub) layangan.

“Tentu banyak wawasan bermanfaat yang saya dan teman-teman dapatkan mengenai layang- layang tradisional dengan mengikuti kegiatan ini,” tandas Ketut Ariawan.

Lihat juga...