Kenali Risiko Sunat Saat Dewasa

Editor: Mahadeva

Mahdian Nur Nasution, SpBS memaparkan proses injeksi tanpa jarum suntik untuk mengurangi fobia – Foto Ranny Supusepa

JAKARTA – Pertimbangan agama dan kesehatan, mendorong banyak pria dewasa melakukan sunat atau sirkumsisi.

Perkembangan teknologi, menjadikan tindakan sunat saat ini hampir tidak ada meninggalkan masalah secara berarti. Tapi bukan berarti tindakan sunat pada pria dewasa tidak berisiko.

Praktisi Medis dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, menyatakan, ada beberapa potensi risiko yang timbul saat pria dewasa ingin di sunat. “Saat pria beranjak dewasa, risiko yang mungkin timbul adalah risiko sobek atau tertariknya bekas sunat jika si pria tersebut mengalami ereksi,” kata dr. Mahdian, Rabu (19/6/2019).

Saat ereksi, kulit penis pria akan tertarik. Sehingga bekas jahitan sunat akan berisiko untuk terlepas. “Selain itu, karena kulit penisnya sudah lebih tebal, maka proses penyembuhan juga akan semakin lama,” jelasnya.

Pasien sunat dewasa, membutuhkan bantuan antibiotik untuk mempercepat proses penyembuhan luka bekas sunat. “Kalau anak kecil, lima hingga tujuh hari sudah sembuh. Nah kalau sudah dewasa, butuh waktu antara 30 hingga 40 hari untuk proses penyembuhannya. Dan anak kecil nggak butuh antibiotik, kalau dewasa butuh,” rincinya lebih lanjut.

Karena proses penyembuhan yang lama, pria dewasa juga tidak bisa melakukan hubungan seksual hingga rentang waktu 40 hari. “Kan tidak boleh ereksi, hingga sembuh total. Artinya pria dewasa itu juga tidak boleh berhubungan intim,” kata dr. Mahdian lebih lanjut.

Untuk mencegah terjadinya ereksi, yang bisa mengakibatkan luka baru pada penis, dr. Mahdian menyebut, akan diberikan edukasi kepada pasien. “Biasanya kita edukasi pasien. Kita jelaskan dari awal, bahwa mereka sebaiknya berpuasa selama seminggu pertama usai tindakan, untuk mengurangi potensi ereksi,” jelasnya.

Lihat juga...