4 Siswa SMK Bina Maritim Maumere Terlibat Penganiayaan Dikeluarkan

Editor: Koko Triarko

Dosen filsafat pendidikan UNIKA St. Paulus Ruteng, Dr. Marianus Mantovanny Tapung, S.Fil., M.Pd., menyebutkan, apa yang terjadi di sekolah tersebut telah memberangus nilia-nilai dasar pendidikan di NTT.

“Apa yang dilakukan para siswa tersebut telah mengangkangi hakekat inti pendidikan sebagai instrumen dasar dalam menjadikan seseorang menjadi lebih manusiawi, lebih beradab dan berakhlak,” sebutnya.

Menurutnya, peristiwa perpeloncoan yang dilakukan menggambarkan kegagalan pendidikan termasuk kegagalan pendidik. Tentunya peristiwa tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi  akibat saja.

“Pendekatan pembelajaran di sekolah yang belum komprehensif serta perhatian dan pengawasan orang tua, guru dan masyarakat yang minim, bahkan cenderung permisif. Beberapa faktor ini bsia menjadi pemicu munculnya peristiwa tersebut,” ujarnya.

Marianus mengimbau, agar semua pihak baik guru, orang tua serta masyarakat harus duduk bersama membahasnya. Hal ini penting agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

Sementara itu, ke empat siswa SMK pelayaran Bina Maritim tersebut terancam dikeluarkan dari sekolah. Dua siswa masing-masing YRB dan RF sebagai pelaku penganiayaan. Sedangkan, dua siswa lainnya masing-masing DMD yang merekam video dan AAN yang menaruhnya di history WhatsApp.

“Kami dari pihak sekolah telah mengambil keputusan akan mengeluarkan ke empat siswa tersebut. Apa yang dilakukan telah mencoreng nama baik sekolah dan perbuatan tersebut menyalahi aturan yang berlaku di sekolah,” sebut Minsri Sadipun, Kepala SMK Bina Maritim.

Lihat juga...