Ramadan, Operasional Tol Sumatera Pengaruhi Tingkat Konsumsi BBM

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Belum adanya fasilitas rest area di ruas tol membuat pengendara khawatir akan kehabisan bahan bakar saat melintas di tol.

“Pengakuan pengendara seperti truk ekspedisi malah banyak yang kembali beralih ke Jalinsum karena melintas lewat tol kurang efisien dari segi biaya operasional,“ ujar Nugroho.

Meski permintaan meningkat akan bahan bakar, Nugroho menyebut tidak pernah khawatir akan kekurangan stok. Pasalnya sistem pemesanan (order) kerap sudah dibuat berlebih sehingga ketika stok bunker habis, Pertamina akan segera mengirim pasokan.

SPBU yang berada di wilayah PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Bagian Selatan tersebut dipastikan tidak pernah kehabisan stok. Persiapan untuk menghadapi angkutan lebaran juga telah dipersiapkan bagi pemudik.

Selain SPBU 24.355.85, peningkatan permintaan akan bahan bakar juga terjadi di SPBU 24.355.64 atau dikenal SPBU Garuda Hitam.

Aceng Usman, Manajer SPBU tersebut mengungkapkan persediaan sebanyak 8 Kilo Liter hingga 16 Kilo Liter disediakan untuk kebutuhan konsumen. Seperti SPBU lain pengiriman oleh depo Pertamina disebutnya akan dilakukan sebelum persediaan habis.

“Permintaan selama bulan ramadan sangat terlihat dibanding hari biasa karena tren masyarakat yang menggunakan kendaraan meningkat,” ujar Aceng Usman.

Aceng Usman menyebut semenjak operasional jalan tol dilakukan sempat muncul kekhawatiran konsumen berkurang. Kondisi tersebut diakuinya berlangsung sejak awal Maret karena ruas tol Bakauheni Terbanggi Besar belum berbayar atau digratiskan.

Semenjak digratiskan pada pekan kedua Mei sebagian kendaraan ekspedisi truk bahkan kembali memakai Jalinsum. Kondisi tersebut membuat permintaan bahan bakar kembali meningkat.

Lihat juga...