Peneliti: Rencana Pembangunan Tanggul Tsunami Teluk Palu Perlu Dikaji Ulang
Selain itu karakteristik kawasan Teluk Palu yang berbeda-beda di tiap titiknya juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi seluruh pihak yang terkait.
Oleh karena itu langkah yang diambil untuk memitigasi bencana di setiap zona di kawasan Teluk Palu yang memilki sejumlah karakteristik itu tidak bisa sama.
“Kita bisa lihat di kawasan garis pantai Teluk Palu itu karakteristinya beda-beda. Misal kita mulai dari Kelurahan Pantoloan sampai ke Mamboro memiliki karakteristik tersendiri. Dari Mamboro keTondo, Tondo ke Talise, Talise terus sampai ke Kelurahan Watusampu itu berbeda karakteristiknya. Sebenarnya kalau pengkajiannya kita harus membuat zona-zona tersendiri,” jelasnya seraya menyebutkan beberapa akademisi teknik dari Untad tengah membuat suatu penelitian.
“Di kawasan Taman Ria kami mencoba memodelkan karakteristik zona di sana karena ini berdampak dengan model patahan yang ada . Jadi tsunami juga terjadi patahan. Kalau tsunami di Jepang terjadi masif . Ini penelitian yang kita buat agar dapat menghidupkan kembali kawasan-kawasan tersebut,”katanya.
Para pemangku kebijakan mulai dari daerah hingga pusat agar mengkaji dan meninjau kembali rencana pembangunan tanggul tsunami tersebut.
Dia juga setuju jika upaya mitigasi bencana juga menyertakan pembangunan pohon mangrove yang dipadupadankan dengan tanggul tsunami jika rencana itu tetap dijalankan.
“Maka perlu menjadi kajian kita semua bagaimana model tanggul tsunami yang akan dibuat mengingat ada patahan di bawah Teluk Palu ini. Hasil-hasil kajian ini nantinya harus menjadi renungan dan pertimbangan kita semua,”ucapnya dalam forum yang dihadiri aktivis dari berbagai komunitas peduli lingkungan dan sejumlah akademisi teknik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.