Minyak ‘Rebound’ Setelah Stok AS Jatuh

Ilustrasi (Reuters/Kim Kyung-Hoon)

NEW YORK — Minyak berjangka berbalik naik atau rebound sekitar satu persen pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didorong oleh penurunan mengejutkan pada stok minyak mentah AS, tetapi meningkat pertarungan perdagangan Amerika Serikat-China membatasi kenaikan minyak karena investor khawatir tentang prospek global permintaan energi.

Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 0,72 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi menetap pada 62,12 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli naik 0,49 dolar AS atau 0,7 persen, menjadi ditutup pada 70,37 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Persediaan minyak mentah AS turun empat juta barel pada pekan lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, dibandingkan dengan perkiraan para analis untuk peningkatan sebanyak 1,2 juta barel.

“Data minyak mentah menghapus pertimbangan bearish dalam pandangan kami yang telah mengakomodasi fase likuidasi WTI yang berat dalam beberapa minggu terakhir,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates.

Sejauh tahun ini, harga-harga minyak telah naik lebih dari 30 persen karena prospek pasokan global semakin ketat akibat sanksi AS terhadap eksportir minyak mentah Iran dan Venezuela, serta pengurangan pasokan oleh OPEC, Rusia dan sekutu mereka.

Amerika Serikat tidak akan memberikan keringanan lagi kepada negara mana pun yang akan mengizinkan mereka membeli minyak Iran tanpa menghadapi sanksi Amerika Serikat, kata seorang diplomat senior AS.

Washington pada Rabu (8/5/2019) juga mengancam akan menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Iran segera dan memperingatkan Eropa agar tidak melakukan bisnis dengan Teheran.

Lihat juga...